Sunday, October 8, 2017

 

15 Film Paling Kontroversial Sepanjang Masa

Film sebagai media ekspresi memang kerap jadi lahan pembuatnya menuangkan pemikiran dan rasa sebebas mungkin. Namun bentuk kebebasan ini nyatanya sering dirasa berlebihan, setidaknya bagi judul-judul di bawah ini yang memicu kontroversi bahkan hingga ini. Mulai dari adegan kekerasan atau seksual eksplisit, sampai cerita di balik layar merupakan alasannya. Berikut adalah 15 film paling kontroversial sepanjang masa yang disusun urut alfabet:
1. A Serbian Film (2010)

Referensi pihak ketiga
Sutradara Srđan Spasojević menyatakan filmnya ini sebagai bentuk metafora atas penindasan para penguasa terhadap rakyat di Serbia. Namun rasanya penonton akan lebih mengingat A Serbian Film sebagai eksploitasi gila berisi pedofilia, nekrofilia, hingga pelecehan seksual pada anak. Dilansir dari bbc.com (03/10/2017), film yang dilarang tayang di delapan negara ini juga merupakan film yang paling banyak kedua terkena gunting sensor di Inggris, di mana 4 menit 11 detik adegan dihilangkan.
2. Antichrist (2009)

Referensi pihak ketiga
Sutradara asal Denmark Lars von Trier memang gemar memancing kontroversi, dan Antichrist yang mengantarkan Charlotte Gainsbourg memenangkan "Aktris Terbaik" di Festival Film Cannes 2009 jelas bukan pertama maupun terakhir kali ia menyulut perbincangan. Kekerasan eksplisit dan kentalnya seksualitas jadi penyebab.
3. Battle Royale (2000)

Referensi pihak ketiga
Dilansir dari mediacircus.net (03/10/2017), ketika diputar khusus untuk anggota Parlemen Jepang, mereka dan segala tokoh pemerintahan lain yang hadir menyebut film ini "kejam dan ofensif". Wajar saja mengingat Battle Royale memang mengetengahkan saling bunuh antara siswa-siswi SMA.
4. Blue is the Warmest Color (2013)

Referensi pihak ketiga
Selain adegan seks lesbian tanpa putus selama 10 menit, menurut thedailybeast.com (03/10/2017), pemenang "Film Terbaik" Festival Film Cannes 2013 ini juga banyak dikecam akibat perlakuan terhadap kru dan Lea Seydoux selaku aktris utama yang dianggap tidak layak serta menyiksa.
5. Caligula (1979)

Referensi pihak ketiga
Mengisahkan kehidupan Caligula, Kaisar Roma yang bertahta tahun 37-41 masehi sekaligus seorang maniak seks, wajar ketika film berdurasi 156 menit ini didominasi adegan seks pula. Sutradara Tinto Brass berniat membuat satir politik, tapi keputusan produser Bob Guccione mengambil alih produksi lalu menambahkan beberapa adegan hardcore membuat Caligula dianggap lebih dekat ke arah pornografi.
6. Cannibal Holocaust (1980)

Referensi pihak ketiga
Dilarang tayang di banyak negara, kontroversi terbesar Cannibal Holocaust terjadi kala pada Januari 1981, setelah pemutaran di Prancis, majalah Photo menyatakan beberapa adegan pembunuhan dalam film sungguh terjadi, menggiring sutradara Ruggero Deodato pada persidangan dengan tuduhan pembunuhan. Tuduhan ini terbantahkan begitu Deodato menghadirkan para pemain dan kru film ke publik untuk wawancara.
7. Irreversible (2002)

Referensi pihak ketiga
Dilansir dari ulasannya di rogerebert.com (03/10/2017), kritikus Roger Ebert menyebut film ini sebagai "Film penuh kekerasan yang sangat kejam dan mayoritas orang akan menganggapnya tidak layak tonton". Adegan pemerkosaan dan pemukulan brutal selama 10 menit terhadap karakter Alex (diperankan Monica Bellucci) jadi salah satu penyebab.
8. Last Tango in Paris (1972)

Referensi pihak ketiga
Film buatan sutradara Bernardo Bertolucci ini didominasi adegan seks termasuk yang paling dikenal adalah pemerkosaan anal. Mengejutkannya, seperti dilansir dari wesh.com (03/10/2017), adegan itu diambil gambarnya tanpa terlebih dahulu meminta persetujuan sang aktris, Maria Schneider.
9. Melancholia (2011)

Referensi pihak ketiga
Kontroversi terbesar Melancholia bukan berasal dari konten filmnya, melainkan pernyataan sutradara Lars von Trier dalam konferensi pers pasca pemutaran di Festival Film Cannes 2011. Dikutip dari hollywoodreporter.com (03/10/2017), von Trier menyatakan bahwa ia memahami pemikiran Adolf Hitler dan mengaku sebagai Nazi. Walau akhirnya von Trier mengaku hanya bercanda, panitia festival memberinya persona non grata, melarang sang sutradara berada 100 meter di sekitar area festival.
10. Nekromantik (1987)

Referensi pihak ketiga
Apabila Denmark punya Lars von Trier, maka di Jerman ada Jörg Buttgereit. Salah satu karya paling dikenal miliknya adalah dwilogi Nekromantik yang mengisahkan kehidupan nekrofilia, lengkap menyertakan adegan seks dengan mayat.
11. The Birth of a Nation (1915)

Referensi pihak ketiga
Walau secara sinematik dipandang revolusioner, film bisu buatan D.W. Griffith ini dianggap rasis karena caranya menggambarkan kaum kulit hitam (diperankan aktor kulit putih dengan riasan) sebagai orang bodoh pula penjahat kelamin. Sebaliknya, Ku Klux Klan yang merupakan white supremacist diperlihatkan layaknya pahlawan.
12. The Human Centipede 2: Full Sequence (2011)

Referensi pihak ketiga
Dua tahun setelah The Human Centipede: First Sequence mengejutkan banyak pihak, Tom Six berusaha memberi tontonan lebih gila lagi. Usaha ini nampaknya berhasil, sebab selain memperoleh sertifikasi 18+ dengan lebih dari 30 pemotongan dilakukan di Inggris, dilansir dari nzherald.co.nz (03/10/2017), Selandia Baru melarang film ini diputar.
13. The Interview (2014)

Referensi pihak ketiga
Film yang dibintangi duo James Franco dan Seth Rogen ini memancing kontroversi jauh sebelum resmi tayang di bioskop. Menceritakan usaha pembunuhan terhadap Kim Jong-un, pemerintah Korea Utara mengancam bakal bertindak tegas bila film ini dirilis. Sistem Sony Pictures Entertainment pun sempat dibobol oleh hacker yang menurut FBI punya kaitan dengan pemerintahan Korea Utara.
14. The Passion of the Christ (2004)

Referensi pihak ketiga
Film seputar agama kerap memicu kontroversi, tak terkecuali film buatan Mel Gibson yang mengisahkan penyaliban Yesus Kristus ini. Mengutip dari beberapa ulasan di rottentomatoes.com (03/10/2017), banyak kritikus menyebut film ini mempromosikan antisemitisme (sikap memusuhi Yahudi).
15. Zero Dark Thirty (2012)

Referensi pihak ketiga
Menuturkan dramatisasi perburuan terhadap Osama bin Laden yang berujung terbunuhnya pimpinan Al Qaeda tersebut, banyak anggapan film ini bertindak selaku propaganda supaya Barrack Obama terpilih kembali sebagai Presiden Amerika Serikat. Dilansir dari politico.com (10/03/2017) , banyak pula pihak meyakini Mark Boal selaku penulis naskah dan produser mengakses informasi rahasia milik CIA dalam proses riset.
Share:
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment